September 5, 2016

Ada Apa Dengan Korea Selatan & Jepang? (Follow Up Kasus Tiffany SNSD)


Kasus Tiffany masih lanjut sis.

Dari caption bendera Jepang dan foto yang di-filter "Tokyo Japan" bercorak lambang matahari terbit di akun Instagram dan Snapchat pribadinya (dia habis konser SM Town di Jepang), Tiffany dihujat fans dan netizen yang kecewa kenapa upload hal yang berbau Jepang sehari sebelum peringatan hari kemerdekaan Korea Selatan. Udah minta maaf dua kali via Instagram tapi masih belum diterima karena rupanya luka yang ditimbulkan Tiffany terlalu dalam untuk fans dan netizen Korea Selatan.

Tiffany pun mundur dari acara variety show 'Unnies Slam Dunk'. Dia juga nggak ikut tamasya artis-artis SM ke Hawaii karena harus refleksi.

Hingga akhirnya awal September kemarin Tiffany menghapus akun Snapchatnya.


Oiya ngomong-ngomong soal Snapchat jadi inget filter bercorak matahari terbit tadi, makna dibalik lambang matahari terbit itu begini:

The Rising Sun flag, which remains in use today, is a reminder of the war crimes and imperial aggression committed by Japan during the second World War for the country's neighbors, including Korea, which was a Japanese colony from 1910 to 1945. (source)

Saya kemudian kepo kenapa fans dan netizen Korea Selatan kecewa banget sama tindakan Tiffany. Jawaban "karena Korea Selatan pernah dijajah Jepang" nggak bikin saya puas. Pasti ada sesuatu di antara Korea Selatan dan Jepang di masa lalu yang membuat kedua sekutu utama Amerika Serikat di Asia itu berseteru. *bahasan mulai berat*

"Sesuatu" itu ternyata berkaitan dengan isu perbudakan seks pada masa Perang Dunia II.

Diperkirakan lebih dari 200.000 perempuan di seluruh wilayah Pasifik (sebagian besar dari Korea) (Indonesia juga termasuk btw, tapi jumlahnya mungkin nggak sebanyak Korea) dipaksa jadi budak seks oleh militer Jepang semasa penjajahan Jepang di Asia dan semasa Perang Dunia II (source).

Presiden Korea Selatan (Park Geunhye) berulangkali mendesak Perdana Menteri Jepang (Shinzo Abe) untuk menyampaikan permintaan maaf secara resmi dan ngasih kompensasi untuk 46 perempuan Korea Selatan berusia 80-90an tahun yang dulunya jadi "perempuan penghibur" tentara Jepang. Tapi Jepang kayaknya belum mau memenuhi desakan Presiden Park. Jepang nggak ngasih kompensasi karena merasa kewajiban-kewajibannya telah diselesaikan secara legal lewat piagam diplomatik 1965 yang menormalisasi hubungan antara Jepang dan Korea Selatan (source). Para nasionalis Jepang juga telah lama bersikeras bahwa para perempuan di rumah-rumah bordil pada masa perang merupakan pekerja seks sukarela, bukan budak seks, dan bahwa Jepang telah secara tidak adil mendapat kritikan atas sebuah praktik yang mereka sebut umum terjadi di negara manapun yang sedang berperang (source).

Emmm...jadi yaaaaa nggak heran sih kalo fans dan netizen Korea Selatan marah. Nggak heran kalo mereka nggak mau memaklumi alasan "Tiffany nggak ngerti sama isu sensitif ini karena dia besar di Amerika Serikat". Tiffany harusnya tau lambang matahari terbit itu artinya apa, kan pernah sekolah di AS dan sejarahnya AS pernah perang dengan Jepang (kalimat ini adalah pendapat salah seorang netizen, bukan pendapat saya). Tiffany juga udah sepuluh tahun berkarir di Korea Selatan, belum termasuk masa trainee, waktu yang cukup lama untuk mengerti isu sensitif negara yang ditinggalinya. Apalagi dia seorang publik figur. Susah memang jadi publik figur. Makanya saya dulu menolak ketika mau dijadikan member kesepuluh SNSD. *dijambak*

Saya pernah baca sebuah tulisan di allkpop yang menganalogikan tindakan Tiffany yang mengupload hal berbau Jepang sehari sebelum HUT Kemerdekaan Korea Selatan itu setara dengan mengupload bendera Swastika sehari sebelum peringatan hari bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur, which is fatal. Mungkin kalo di Indonesia itu begini: upload lambang palu-arit pada tanggal 16 Agustus.

._.

Yah semoga kasus Tiffany cepat selesai dan menguntungkan kedua belah pihak.

Buat adek-adek fans Tiffany, jangan ikut benci Jepang ya karena hubungan Indonesia-Jepang baik-baik saja. Malu gaes kalo ikut-ikutan benci Jepang tapi tiap hari naik kendaraan buatan Jepang. :)

See you on my next post!

XO


*

2 comments :

  1. Mungkin memang orang Indonesia yg terlalu baik dan gampang memaafkan ya mba. Apa Krn ajaran agama Islam juga yg menganjurkan utk tidak saling benci dan mau memaafkan 😄

    Aku ga berani ngomong banyak kalo ttg Korea dan Jepang di masa lalu. Tapi berharap mereka bisa ngelupain yg lewat. Toh kalo semuanya udh diselesaikan dlm piagam yg disebut Ama PM Jepang, harusnya udah cukup kan yaa.

    Tapi ya itu, lagu2 aku blm bisa paham logika Korea nya kenapa blm bisa melupakan ☺️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehehe rumit mba Fan kalo udah menyentuh ranah bangsa, sejarah, dan politik kayak gini.

      Delete

Halo! Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan komentar. Komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu.

Back to Top